Bantuan Alsintan Tak Cukup Menyuburkan Kesejahteraan Petani. 

#opini

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam beberapa tahun terakhir telah menggulirkan berbagai bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada para petani. Ini patut diapresiasi sebagai bentuk keberpihakan terhadap sektor pertanian yang masih menjadi penopang utama ekonomi masyarakat desa. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa meski alat sudah tersedia, kesejahteraan petani belum juga tercapai. Petani tetap berada dalam siklus kemiskinan, bergantung pada musim, dan seringkali menghadapi harga panen yang tidak menentu.

Pertanyaannya: mengapa petani masih belum sejahtera meski sudah dibantu alsintan?

Pertama, bantuan alsintan tidak serta-merta menyelesaikan persoalan mendasar dalam sektor pertanian. Tanpa akses pasar yang baik, hasil panen yang melimpah sekalipun tidak akan membawa keuntungan yang layak bagi petani. Petani Pakpak Bharat masih kesulitan menjual hasilnya dengan harga stabil, apalagi dalam kondisi persaingan pasar yang terbuka.

Kedua, kapasitas petani dalam mengelola alsintan masih terbatas. Tidak semua petani memiliki keahlian teknis dalam mengoperasikan dan merawat mesin pertanian. Tidak jarang, alat yang diberikan akhirnya mangkrak di gudang kelompok tani, atau bahkan rusak karena salah penggunaan.

Ketiga, skala usaha tani masih terlalu kecil dan tidak efisien. Banyak petani mengelola lahan kurang dari satu hektar, dan ini menyebabkan penggunaan alsintan menjadi tidak optimal. Dalam hal ini, tidak cukup hanya memberikan alat; diperlukan konsolidasi lahan, atau minimal kerja sama antar petani dalam kelompok tani yang solid.

Keempat, tidak adanya jaminan harga dan perlindungan dari fluktuasi pasar membuat petani berada di posisi paling rentan. Harga panen yang jatuh tidak bisa ditolong hanya dengan alat produksi, melainkan memerlukan intervensi kebijakan—baik melalui koperasi tani, BUMDes agribisnis, maupun regulasi yang berpihak kepada petani kecil.

Kelima, minimnya keterlibatan generasi muda dalam pertanian menjadikan sektor ini berjalan tanpa inovasi. Banyak alsintan yang justru lebih menarik bagi anak muda, tapi tidak dikaitkan dengan program regenerasi petani yang terarah.

Karena itu, kesejahteraan petani tak bisa hanya ditopang oleh bantuan alat semata. Diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan strategis. Bantuan alsintan harus diikuti dengan:

1. Pelatihan teknis berkelanjutan

2. Sistem pemasaran hasil tani yang kuat

3. Pembentukan koperasi tani dan penguatan BUMDes

4. Regenerasi petani dengan melibatkan pemuda desa

5. Akses permodalan dan asuransi pertanian

Sektor pertanian bukan sekadar persoalan tanam dan panen, melainkan soal ekosistem yang harus dibangun secara menyeluruh. Pemerintah sudah berada di jalan yang benar dengan memberikan bantuan alsintan. Tapi jalan ini akan berujung sia-sia bila tidak disertai perencanaan jangka panjang yang menyentuh akar masalah. Petani kita tidak hanya butuh cangkul dan traktor, tapi juga kepastian, perlindungan, dan dukungan untuk naik kelas.

#M.T

Comments

Popular posts from this blog

Mencari Arah: Nasib Generasi Muda Pakpak Bharat di Persimpangan Zaman